Pages - Menu

Thursday, April 17, 2014

Salahkah coret-coretan seragam?

Mungkin gw udah lulus dari sekolah dari beberapa tahun yang lalu, tapi dari jaman dulu sampai gw lulus SMA bahkan sampai saat ini, selalu ada tradisi unik yang di lakukan para siswa disaat mereka menyelesaikan Ujian Akhir Nasional, yaitu mencorat-coret baju seragam. Entah dari kapan tradisi itu ada di Indonesia dan siapa pelopornya..

Dulu disaat gw SMA dan akhirnya menyelesaikan ujian, gw salah satu orang yang ikut untuk coret-coret seragam padahal belom ada pengumuman kelulusan, tapi ya untungnya gw lulus.. Lalu kenapa gw melakukan coret-coretan padahal belum tentu lulus? Kenapa gw gak berpikir untuk disumbang aja seragamnya daripada di coret-coret? 

Mungkin disaat gw menyelesaikan Ujian Nasional, gw terlalu larut dalam euphoria, seakan-akan gw terlepas dari segala beban yang ada di sekolah, merasa tugas gw di sekolah telah selesai karena kurikulum di Indonesia sangat lucu, belajar mati-matian tapi hasil akhirnya tetep aja ada di Ujian Nasional..
Gw melakukan corat-coret juga karena disaat gw menyelesaikan Ujian Nasional, karena itu hari terakhir gw menggunakan seragam (gw lulus SMA, pengumuman sudah lewat website, beda dengan jaman selesai EBTANAS waktu SD dulu, dimana gw harus kesekolah lagi untuk melihat pengumuman)..

Menyesalkah gw melakukan corat coret seragam? jawaban gw mungkin adalah "iya, gw menyesal" tapi itu disaat gw sekitar tiga tahunan lulus SMA.. Disaat gw masih menjadi seorang mahasiswa, gw akhirnya memandang remeh anak-anak SMA yang melakukan corat coret seragam, di benak gw hanya ada kalimat "Ngapain sih pada corat-coret seragam? gak berpendidikan banget, dasar bocah ababil baru lulus sekolah, kenapa sih dulu gw juga coret-coret seragam?", terkadang gw berpikir "Kenapa seragamnya gak disumbangin ke adik-adik kelasnya aja, mungkin lebih bermanfaat?" .. Ya, itulah jalan pikiran gw disaat umur gw sudah melewati batas untuk di sebut "Remaja", jalan pikiran yang seolah-olah "dewasa", kata-kata yang selalu mencoba untuk "dewasa" selalu gw keluarkan..

Itulah pandangan gw disaat gw memasuki umur "dewasa", gw pun mulai bersikap selayaknya orang dewasa tapi sayang sekali, untuk umur di awal 20an, gw baru dewasa berdasarkan teori, bukan pengalaman..

Seiring berjalannya waktu, sampai saat ini setelah gw lulus bertahun-tahun yang lalu dari SMA, gw mulai menyadari, gw udah sangat lama tidak bertemu dengan teman-teman SMA dulu, gw mulai menyadari kalau gw merindukan masa-masa SMA, gw mulai menyadari kalau waktu itu gak bisa di ulang..

Banyak orang-orang yang dewasa berdasarkan teori berkata "Buat apa coret-coretan seragam, mendingan bajunya lo sumbangin aja buat adek kelas lo", gw mungkin akan bertanya balik, "cuma satu seragam lo coret-coret, lo masih punya seragam yang lain buat di sumbang kan ?? emang semua baju seragam selama SMA bakal lo coret-coret? gak kan, cuma satu set seragam yang lo pake terakhir, di kelas terakhir lo berjuang bareng-bareng dalam satu ruangan", mungkin akan gw tambahkan statement, "lo baru lulus SMA tuh dua sampai tiga tahun, lo belom rasain dimana temen-temen SMA lo udah pada sibuk kerja, ada yang udah nikah dan waktu untuk ketemu udah jarang.. lo bisa ngomong berdasarkan teori, tapi disaat umur lo makin bertambah, lo akan sadar, lo merindukan teman-teman SMA lo dan seragam coret-coretan lo itu kenang-kenangan dari teman-teman SMA lo, yang mungkin 10 tahun lagi belum tentu bisa ketemu lo.. Itu karya temen-temen lo yang menandatangani langsung dari tangannya, bukan hanya sekedar foto di buku tahunan"..

Selama coret-coretan hanya sebatas di seragam, gw rasa masih bisa di terima asalkan tidak anarkis, tidak ada tauran, tidak ada coret-coretan tembok dan tindakan-tindakan lain yang mengganggu ketertiban kan..
Mungkin masih banyak yang mempertahankan argumen "tetep aja, lebih baik di sumbang", pertanyaan gw cuma satu "dari 100 orang yang bilang lebih baik menyumbangkan seragam, kira-kira berapa persen yang benar-benar menyumbangkan seragamnya?" mungkin lebih dari 50% hanya bisa berkata lebih baik disumbang, padahal seragam mereka yang tidak terpakai hanya menjadi kain lap di rumah.. Kalau memang di sumbangkan, gw sangat mengapresiasi, tapi kalau ternyata hanya di mulut, mungkin gw hanya bisa mengecap "dewasa secara teori"
Jadi salahkah coret-coretan seragam?


Monday, April 7, 2014

Harapan Palsu atau Berharap Lebih ?

Akhir-akhir ini mulai banyak terdengar istilah "Pemberi Harapan Palsu" atau yang biasa di singkat PHP, apalagi dalam dunia percintaan remaja jaman sekarang, istilah tersebut sering banget terdengar.. Alasannya sepele, karena para remaja tersebut tidak mendapatkan sesuai keinginannya padahal terbuka 'jalan' untuk mendapatkannya..

Banyak temen gw akhirnya curhat ke gw, katanya lagi galau.. Setelah gw tanya, "Galau kenapa lo?" , di jawabnya "gw di PHPin" , bukan hanya satu atau dua orang yang curhat ke gw, bahkan ada yang satu orang tapi di PHPin terus2an.. Mungkin di kepala gw juga bertanya, "ini kenapa curhat sama gw? gw aja kadang deketin lawan jenis, tapi gak dapet2"..
Dari situ gw malah berpikir, kenapa ada orang yang deketin lawan jenis, udah deket banget, lalu di tolak, mereka berpikir kalau di "PHPin" sedangkan gw, deketin cewek berkali-kali, udah deket, gak nembak aja di tolak (wkwkwk.. sedih banget ya gw?) tapi gw gak pernah ngerasa di PHP in .. Lalu apa arti dari PHP itu sendiri ??

Gw mencoba menganalisa sendiri, kalau di bilang jomblo ngenes, harusnya gw lebih ngenes donk (eh sorry nih, gw jadi curcol).. Akhirnya gw menemukan, kenapa banyak istilah PHP..

Menurut analisa gw, banyak orang terlalu terjebak dengan perasaan sampai lupa bagaimana berpikir, banyak kasus yang merasa di PHPin karena si lawan jenis udah baik, udah bikin nyaman, ibarat kata sih udah ada jalan buat ke tahap selanjutnya tapi ternyata apa yang di terjadi tidak sesuai di inginkan..
Yak, ternyata mereka lupa bahwa manusia adalah mahluk sosial, jadi terkadang mereka lupa, insting manusia sebagai mahluk sosial adalah berbuat baik buat sesama, kita terlalu sibuk mencari tahu isi perasaan lawan jenis tanpa sadar, kita juga harus mencari tahu apa isi pikiran lawan jenisnya.

Banyak orang terjebak dengan perasaan sendiri dan menganggap orang lain mempunyai perasaan yang sama.. Ada orang yang dekat dengan kita, lalu kita langsung mengambil kesimpulan "oh, ini orang pasti suka sama gw", kita terlalu sibuk menyimpulkan perasaan sampai kita lupa bagaimana menyimpulkan isi pikiran lawan jenis, mungkin mereka hanya suka menebar pesona, mungkin mereka hanya mencari 'mangsa baru', mungkin mereka hanya ingin dikagumi, mungkin mereka hanya ingin terlihat baik, mungkin mereka hanya ingin menunjukan sisi sosialnya.. Dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang ada di pikiran lawan jenis.

Terkadang kita suka terlalu percaya diri, terlalu beranggapan kalau orang yang dekat dengan kita otomatis suka dengan kita, dan membuat kita memasang "Target" terlalu muluk, begitu apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, kita langsung mengecap "gw di PHPin"..

Pertanyaannya adalah, kita yang di beri harapan palsu atau kita yang berharap lebih ??


Saturday, April 5, 2014

Haruskah gw memilih partai hanya karena satu tokoh?

Tidak terasa, sebentar lagi pesta demokrasi di Indonesia akan berlangsung..
Gw bukanlah pendukung salah satu partai, dan dengan post yang gw tulis ini tanpa adanya tujuan menjatuhkan salah satu partai, hanya ingin menulis berdasarkan opini gw aja..

Pada tanggal 9 April 2014 adalah saatnya memilih wakil rakyat.. Secara pribadi mungkin gw memang mengagumi sosok Joko Widodo.. Dari sepak terjangnya dan kejujurannya. Setelah melihat sepak terjangnya, banyak pula rakyat yang mengiginkan beliau untuk naik menjadi RI 1 ..
Gw tunggu berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan.. Tapi tidak ada kepastian bahwa Jokowi maju menjadi kandidat capres dari partai banteng bermoncong putih..

Setelah di tunggu sekian lama, baru pada tanggal 14 maret 2014 di deklarasikanlah jokowi menjadi Capres dari Partai Banteng bermoncong putih, dari awal mungkin gw menghendaki beliau yang naik menjadi pemimpin bangsa ini tapi entah kenapa, sekarang justru gw pribadi meragukan beliau..
Banyak pertanyaan yang ada di kepala gw, apakah pencalonan beliau emang murni untuk kepentingan bangsa atau hanya karena untuk mendongkrak suara untuk PDIP dengan memakai popularitas Jokowi ??
Jika memang bertujuan demi kepentingan bangsa, kenapa Jokowi di deklarasikan tidak dari jauh-jauh hari ketika banyak yang berteriak-teriak ingin Jokowi dicapreskan ?? Jika memang di deklarasikannya Jokowi butuh waktu yang lama, kenapa dideklarasikan disaat sebelum waktu kampanye dimulai, bukan setelah pemilihan legislatif selesai ??

Apakah memang Megawati seorang yang nasionalis dengan tema "Indonesia Hebat" yang di usungnya bersama Puan Maharani ?
Ingatkah, siapa yang menjual 'Indosat' keluar negeri ??
Pada masa pemerintahan siapakah indonesia menjual aset-asetnya ?
Pada masa pemerintahannya, Megawati menjual gas tangguh dengan harga murah ke china ($3 / mmbtu) tapi sekarang malah beliau yang teriak "selamatkan migas"

Apakah memang Megawati seorang yang pro rakyat kecil??
Ingatkah, siapa yang membuat undang-undang tentang outsourching yang memberatkan buruh? Sekarang Megawati yang teriak-teriak membela buruh..

Haruskah gw memilih suatu partai hanya karena satu tokoh? Partai yang berdasarkan index malah menjadi partai terkorupsi..
Apakah karena satu tokoh, bisa menghapus 'dosa-dosa' yang dilakukan partainya?